Rabu, 15 Juli 2015

PENATALAKSANAAN TERAPI PADA ANAK DENGAN GANGGUAN TUMBUH KEMBANG (ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS)


Mengenal anak berkebutuhan khusus sangatlah luas terbentang dari memahami siapa mereka, mengapa mereka seperti itu, bagaimana, dimana dan kapan pendidikan mereka. Masalah lain adalah adanya pemahaman baru bagaimana cara melihat mereka dipandang dari segi sosial pendidikan.


Untuk itu pergeseran paradigma Pendidikan Khusus ke Pendidikan Kebutuhan Khusus seluruh stake holder pendidikan dan masyarakat perlu mengenal dan memahami pendidikan kebutuhan khusus, diantaranya memahami apa itu “Anak Berkebutuhan Khusus”. Karena dengan mengenal apa, siapa mengapa dan bagaimana itu anak berkebutuhan khusus tidak ada lagi penolakan belajar terhadap mereka oleh pihak sekolah reguler. Perihal pendidikan kebutuhan khusus tersebut di atas diamanatkan oleh regulasi yang berlaku.
Berdasarkan UUD 1945 menyatakan bahwa seluruh warga negara berhak mendapatkan pendidikan, berdasarkan UU Sisdiknas menyatakan bahwa peserta didik berhak mendapatkan pembelajaran yang bermutu, mendapatkan pelayanan secara khusus, dan berdasarkan Permendiknas 70 tahun 2009 setiap kecamatan paling tidak harus ada satu sekolah inklusif yang menerima anak berkebutuhan khusus, pemerintah daerah berkewajiban mengangkat guru khusus di satuan pendidikan inlusif dan pembinaan sekolah inklusif oleh pemerintah daerah P4TK dan LPMP.
Terapi dan Pendidikan
         Tidak ada kata terlambat untuk melakukan terapi, usia berapun diketahui, sebaiknya lekas dilkukan terapi.  Namun untuk hasilnya jelas lebih baik untuk yang ditemukan sedini mungkin. Anak yang tidak dilatih dan diterapi untuk mandiri semakin besar, akan semakin menjadi beban bagi orang tua dan keluarganya.
Terapi bisa bermacam-macam tergantung jenis ABK nya, sebagai gambaran, untuk anak autis, terapi yang dilakukan pertama adalah sensorik integrasi. Ini dilakukan sebagai upaya membuat anak tersebut kembali kedunia kita, dengan cara menstimulus sensoriknya agar dia bisa bereaksi sebagaimana mestinya dan berperilaku yang sesuai.  Namun  terapi yang dilakukan harus berkesinambungan dan dilakukan dirumah selain diklinik. Karena waktu anak banyak dirumah.
Jika anak sudah waktunya untuk bersekolah,  berilah kesempatan ia untuk mendapat pendidikan disekolah. Terkadang orang tua malu menyekolahkan  ABK.  Usahakan anak disekolahkan di sekolah inklusi , agar anak terbiasa untuk bergaul dengan anak tanpa kebutuhan khusus. Apalagi jika intelegensinya tidak terganggu.
 Sekolah Inklusi adalah sekolah regular yang menerima ABK , dengan menyediakan sistem pendidikan yang sama seperti anak tanpa kebutuhan khusus, mulai dari kurikulum, pembelajaran hingga penilaian. Disini Biasanya anak akan mendapat guru pembimbing khusus.
Sebenarnya kunci pengasuhan ABK ada di orang tua, jika orang tua/guru sudah terbiasa melatih mandiri dia akan mudah menyesuaikan diri untuk bersekolah disekolah umum.
Namun demikian pada kesempatan kali ini kami ingin menguraikan bagaimana penatalaksanaan terapi yang dapat diberikan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK).
       Layanan terapi untuk anak berkebutuhan khusus tersebut meliputi Terapi Okupasi, Terapi Sensori Integrasi, Terapi Wicara, Terapi ADL (Aktifitas keseharian), Terapi Perilaku, Orthopedagogik (Remidial Teaching), Fisioterapi, Terapi Musik dan Terapi Akupresur dan Akupuntur.
  1. Terapi Okupasi
  • Terapi okupasi umumnya menekan pada kemampuan motorik halus, selain itu terapi okupasi juga bertujuan untuk membantu seseorang agar dapat melakukan kegiatan keseharian, aktifitas produktifitas dan pemanfaatan waktu luang.
  • Terapi okupasi terpusat pada pendekatan sensori atau motorik atau kombinasinyauntuk memperbaiki kemampuan anak untuk merasakan sentuhan, rasa, bunyi, dan gerakan. Terapi juga meliputi permainan dan keterampilan sosial, melatih Kekuatantangan, genggaman, kognitif dan mengikuti arah.
  • Terapi okupasi diperlukan oleh anak/orang dewasa yang mengalami kesulitan belajar, hambatan motorik (cedera, stroke, traumatic brain injury), autisme,sensory processing disorders, cerebral palsy, down syndrome, Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), genetic disorders, asperger’s syndrome, kesulitan belajar, keterlambatan wicara, gangguan perkembangan (CerebalPalsy/CP), Pervasive Developmental Disorder (PDD)dan keterlambatan tumbuh kembang lainnya.
  1. Terapi Sensori Integrasi
  • Sensori integrasi berarti kemampuan untuk mengolah dan mengartikan seluruhrangsang sensoris yang diterima dari tubuh maupun lingkungan, dan kemudianmenghasilkan respons yang terarah. Aktivitas fisik yang terarah, bisamenimbulkan respons yang adaptif yang makin kompleks. Dengan demikianefisiensi otak makin meningkat.
  • Terapi sensori integrasi meningkatkan kematangan susunan saraf pusat, sehinggaia lebih mampu untuk memperbaiki struktur dan fungsinya.
  • Aktivitas sensori integrasi merangsang koneksi sinaptik yang lebih kompleks, dengan demikian bisa meningkatkan kapasitas untuk belajar.
  • Layanan terapi ini dapat diterapkan pada:
Anak dengan gangguan perilaku, Autism Spectrum Disorder (ASD),Down Syndrome,Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADD/ADHD), Asperger’s Syndrome, Kesulitan Belajar, Keterlambatan wicara, Gangguan perkembangan (Cerebal Palsy/CP), Pervasive Developmental Disorder (PDD) dan keterlambatan perkembangan lainnya.
  1. Terapi Wicara
  • Terapi Wicara adalah layanan terapi yang membantu bekerja pada prinsip-prinsip dimana timbul kesulitan berkomunikasi atau ganguan pada berbahasa dan berbicara bagi orang dewasa maupun anak.
  • Terapi wicara bertujuan untuk membantu seseorang yang mengalami gangguan komunikasi, seperti :
  • Anak-anak dengan gangguan berbahasa reseptis (tidak mengerti)
  • Anak-anak dengan gangguan berbahasa ekspresif (sulit mengungkapkan keinginannya dalam berbicara)
  • Anak-anak dengan gangguan tumbuh kembang khusus (autisme, down syndrome,  tuna rungu-wicara)
  • Anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara (speech delay).
  • Anak-anak yang mengalami gangguan artikulasi gagap (stuttering), cadel, dst
  • Anak-anak dan orang dewasa yang baru selesai menjalani operasi celah bibir (cleft lip/sumbing) dan celah langit-langit (cleft palate).
  • Serta gangguan bahasa pada orang dewasa seperti pasca stroke yang mengalami kehilangan berbahasa (Afasia).
  1. Terapi ADL (Aktifitas Keseharian)
  • Salah satu bentuk layanan terapi yang membantu anak-anak untuk dapat melakukan aktifitas keseharian seperti makan, minum, berpakaian, bersepatu, bersisir, mandi, aktifitas toileting, dst secara mandiri.
  • Layanan terapi ADL ini pada umumnya diberikan oleh seorang Okupasi Terapis.
  • Layanan terapi ini dapat diterapkan bagi anak berkebutuhan khusus sehingga anak dapat mandiri dalam kesehariannya.
  1. Terapi Perilaku
  • Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik dalam arti perilaku yang berlebihan dikurangi dan perilaku yang berkekurangan (belum ada) ditambahkan.
  • Terapi perilaku yang dikenal di seluruh dunia adalah Applied Behavioral Analysis yang diciptakan oleh O.Ivar Lovaas, PhD dari University of California Los Angeles (UCLA).
  • Dalam terapi perilaku, fokus penanganan terletak pada pemberian reinforcement positif setiap kali anak berespons benar sesuai instruksi yang diberikan. Tidak adahukuman (punishment) dalam terapi ini, akan tetapi bila anak berespons negatif (salah/tidak tepat) atau tidak berespons sama sekali maka ia tidak mendapatkan reinforcement positif yang ia sukai tersebut. Perlakuan ini diharapkan meningkatkan kemungkinan anak untuk berespons positif dan mengurangi kemungkinan ia berespons negatif (atau tidak berespons) terhadap instruksi .
  • Layanan terapi ini umumnya diperuntukan untuk anak dengan gangguan perilaku, pemusatan pemikiran dan hiperaktifitas (ADHD), ADD, maupun autisme.
  1. Orthopegagog(Remedial Teaching)
  • Orthopedagog adalah terapi untuk mengatasi kesulitan belajar khusus pada anak. Kesulitan-kesulitan ini umum terjadi pada anak-anak usia sekolah dan bisa dideteksi oleh orang tua atau guru, ketika anak menunjukkan beberapa gejala tertentu.
  • Membimbing anak untuk menguasai logika dasar dan kemampuan berpikir secaralebih optimal. Selain itu, remedial teaching juga bermanfaat untukmengembangkan kemampuan membaca, menulis dan berhitung dasar.
  • Umumnya metode ini digunakan pada anak dengan Kesulitan Belajar dan LambanBelajar.
  • Semua kesulitan belajar khusus ini bisa terjadi apa setiap anak, tidak tergantung  pada kondisi fisik maupun intelegensi semata. Sebab terjadinya kesulitan belajarini bisa bermacam-macam, termasuk koordinasi pada otak, motorik halus, faktor  neurologis, faktor intelegensi, dst
  • Materi mengacu pada pembelajaran akademik dikelas.
  • Layanan terapi ini juga dapat diterapkan pada anak dengan gangguan:
  • Disleksia (ketidakmampuan mengeja dan menulis)
  • Disgrafia (kesulitan menulis dan berbicara)
  • Diskalkulia (kesulitan berhitung)
  • Disfasia (kesulitan berbahasa verbal)
  • Disortografia (kesulitan dalam mengeja kata)
  • Disnomia (kesulitan dlm menggunakan kata yang tepat untuk sebuah benda)
  1. Fisioterapi
  • Fisioterapi merupakan salah satu jenis layanan terapi fisik yang menitik beratkanuntuk menstabilkan atau memperbaiki gangguan fungsi alat gerak/fungsi tubuhyang terganggu kemudian diikuti dengan proses/metode terapi gerak.
  • Fisioterapi membantu anak mengembangkan kemampuan motorik kasar.Kemampuan motorik kasar meliputi otot-otot besar pada seluruh tubuh yang memungkinkan tubuh melakukan fungsi berjalan, melompat, jongkok, dst
  • Layanan fisioterapi juga bertujuan untuk membantu seseorang yang mengalamigangguanfisik untuk memperbaiki gerak sendi (LGS) dan kekuatan otot (KO) agar dapat berfungsi seperti semula.
  • Layanan fisioterapi umumnya bagi anak dengan keterbatasan fisik, ketunaantubuh/tunadaksa serta anak cerebal palsy/CP dan untuk anak-anak yangmengalami keterlambatan atau gangguan pada kemampuan motorik kasar, pasien pasca stroke yang memerlukanpemulihan kondisi fisiknya serta trauma lain yangmenyebabkan penampilan fisikterganggu.
  1. Terapi Musik
  • Terapi musik adalah salah satu bentuk terapi yang bertujuan meningkatkan kualitas fisikdan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme,harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hinggatercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
  • Layanan terapi ini diperuntukkan bagi semua ketunaan yang ada serta pada gangguan perkembangan anak seperti autisme, ADHD, Down Syndrom, dst
  1. Terapi Akupresur dan Akupuntur
  • Akupresur adalah salah satu bentuk terapi dengan memberikan pemijatan danstimulasi pada titik-titik tertentu pada tubuh. Layanan terapi ini bertujuan untuk mengurangi bermacam-macam sakit dan nyeri serta mengurangi ketegangan,   kelelahan dan penyakit.
  • Sedangkan akupuntur merupakan salah satu bentuk dari pembedahan denganmenusukkan jarum-jarum ke titik-titik tertentu di badan.
  • Layanan akupresur dan akupuntur dapat menyembuhkan sakit dan nyeri yangsukar disembuhkan seperti nyeri punggung, spondilitis, kram perut, gangguanneurologis, artritis, serta gangguan dalam kesulitan tidur, hiperaktifitas, kesulitan makan, obesitas, dst

Beberapa jenis layanan terapi yang telah diuraikan diatas merupakan salah satu dari sekian banyak jenis terapi yang dapat dipilih bagi anak berkebutuhan khusus, terapi tersebut umumnya bersifat individual, baik dalam kurikulum maupun tatacara teknik pembelajarannya.Hal ini dikarenakan oleh kebutuhan dan kareakteristik pada masing-masing anak berkebutuhan khusus yang berbeda antara satu anak dengan anak lainnya, tingkat kemajuan terapi tergantung dari asset limitasi yang ada pada anak. Orang tua banyak yang mengharapkan terapi instan yang cepat membuahkan hasil, namun hal itu kembali pada karakteristik yang ada pada anak. Intinya tidak ada program terapi instan yang langsung membuahkan hasil seketika, semua harus melalui proses yang sedemikian rupa, kesabaran serta ketekunan.

0 komentar:

Posting Komentar